Tuhan... Untuk yang ke sekian kalinya aku seperti ini lagi. Merasakan perih yang teramat dalam dan begitu menyesakkan dada hingga ku tak sanggup bernapas. Tak sempat aku berpikir bahwa aku akan mengalaminya lagi. Aku hanya dapat berharap dan menunggu, meskipun aku akui bahwa aku sangat benci dengan kalimat-kalimat tersebut. Apakah ini jawaban atas pertanyaan yang sempat aku utarakan pada-Mu??
Pada akhirnya ku harus terluka seperti yang sudah-sudah. Yaa aku sadar bahwa aku bukan perempuan yang sempurna seperti Siti Khadijah, tapi aku mencoba untuk selalu ingin memperbaiki diriku agar aku seperti Beliau. Setelah aku pikirkan, ternyata takdir tidak menyatukan aku dan Dia. Aku tak pernah dapat menghilangkan pikiranku yang selalu terbayang olehnya, ada atau ti tak memikirkannya, ku mencoba menggantinya dengan sosok yang baru yang lebih perhatian darinya, tetapi tetap saja bayangannya selalu muncul dalam benakka sepele, padahal itu sangat berarti untukku.
Aku memang terlihat biasa saja, bahkan mau dilihat dari sisi manapun aku tetap terlihat biasa saja, tidak aembuatku terhina dan tersiksa! Aku akan tetap dingin seperti ini, bahkan aku ingin lebih dingin lagi agar ku tidak mudah merasakan busur panah yang coba mereka panahkan kapan saja padaku.
Aku ingin selalu terlihat tegar dihadapan semua orang, walau harus memakai topeng setiap saat setiap detik. Menyembunyitan yang teramat luar biasa. Tetap saja senyum yang terbias diwajahku selalu menutupi semua guratan kesakitan itu. Senyuman tipis mengartikan bahwa ku sudah lelah tersiksa seperti ini, mau ditambahkan luka yang seperti apa lagi?? Mereka mencoba goyahkan lagi dan lagi, tak puaskah melihatku terus begini??
Tuhan.. Beri sedikit ruang untukku bernapas, beri aku waktu 1 jam saja untukku dapat mengungkapkan semua perasaan ku padanya, beri aku ketegaran yaningku, karna ku yakin hanya Kau-lah yang selalu menemani dan membantuku.
Sempat terlintas untuk mengakhiri hidupku dengan minum baygon, tp urung aku lakukan karna aku tersadar bahwa percuma ada atau tidak aku di dunia ini, masih akan tetap sama keadaannya, tidak akan berubah. Selain dengan minum baygon, aku juga sempat menyayat-nyayat tangan kiri ku. Lalu apa yang sebenarnya terjadi?? Kenapa aku sampai melakukan semua itu?? Maaf aku tidak tahu jawabannya.
Aku merasa hidupku seperti angin yang terhempas mengikuti arah mata angin itu berputar. Ke utara, aku ikut ke utara; begitupun jika ke selatan, timur, dan barat. Seperti juga dedaunan yang gugur dimusim semi, yang jatuh lalu terhempas oleh angin, entah terbuang kemana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar