Jawab : Karena asal sekolah saya SMK jurusan TI yang berbasis
hardware , jadi saya meneruskannya saja.
Awalnya juga saya tidak mau meneruskan kuliah di bidang komputer, tapi
bagaimana lagi keahlian saya cuma disini. Sebenernya saya tidak terlalu mahir
di bidang komputer, hanya saja saya sedikit paham mengenai hardware-hardware
komputer. Sistem informasi itu lebih mendalam kepada software (perangat lunak) dan
aplikasi-aplikasi, sedangkan basis saya di hardware (perangkat keras), jadi
saya memulainya dari awal lagi. Dan orangtua juga memberi nilai positif pada
apa yang saya pilih asalkan ini baik untuk saya. Apalagi sekarang
perusahaan-perusahaan banyak membutuhkan teknisi dan programmer. Saya lebih
suka di bidang teknisi, karena tidak rumit menghafalkan rumus-rumus seperti
software. Tapi karena saya hardware cukup paham, maka saya mencoba software.
Agar keahlian saya juga bertambah, bukan hanya hardware, tapi software pun saya
juga bisa. saya tidak mau kalah dari laki-laki, maka dari itu saya coba hal-hal
baru.
2. Apa mimpi kamu dan bagaimana cara mewujudkan mimpi tersebut ?
Jawab : saya ingin jadi ahli kesehatan, entah itu perawat, dokter,
ahli lingkungan kesehatan, apoteker , analis kimia, ataupun bidan. Yaah, saya
sangat menyukai kesehatan. Apalagi jika saya melakukan seminar atau workshop ke
desa-desa yang masih jauh dari jangkauan kata "sehat dan bersih". Hanya
saja semua itu belum saya lakukan karena tersendat oleh kemampuan dan rasa
pesimis saya. Tadinya saya memang ingin mengikuti tes SNMPTN ke UGM
(Universitas Gajah Mada), tapi saya merasa pesimis dengan segala kemampuan
saya. Karena dilihat dari latar belakang sekolah saya yang tidak ada basis IPA
nya, bukan tidak ada pelajaran IPA tapi hanya sekedar pelajaran tambahan saja
dan itu pun hanya 2 semester di ajarkan pada saya. Gagal ke UGM, saya daftar ke
Universitas Al-Islam Bandung untuk mengambil jurusan analis kimia. Tapi saya
tetap pesimis dengan segala kemampuan, karena kebanyakan yang saya temui
disana, mereka itu adalah lulusan SMA yang memang dari dasar ada IPA nya.
Orangtua saya juga sangat memberikan respon positif dengan apapun yang akan
saya pilih, karena latar belakang keluarga juga memang kebanyakan mengambil
pendidikan di bidang kesehatan.
Awal saya
kenapa sangat suka sekali bidang kesehatan dibanding dengan komputer, karena
saya pernah melihat salah satu tayangan di televisi yang isinya ada seorang
bayi yang mengidap penyakit Hydrocephalus. Penyakit Hydrocephalus sendiri
adalah sebuah penyakit yang menyerang otak sehingga membuat kepala membesar
yang dikarenakan kelebihan cairan. Bayi tersebut tinggal di sebuah rumah kardus
yang berada di bawah jalan raya atau biasa kita sebut dengan kolong jembatan.
Melihat kondisi si bayi saya tidak tega hati untuk melanjutkan melihat tayangan
tersebut. Orangtua si bayi mengatakan bila mereka tidak punya biaya untuk
membawa anaknya ke Rumah sakit, untuk makan saja sulit apalagi untuk
memeriksakan anaknya ke Rumah Sakit. Jika suhu badan anaknya panas, mereka
hanya memberinya obat warung untuk penurun panas. Saya tidak dapat berkata-kata
apa-apa saat melihat tayangan itu, hati saya miris. Saya mulai berpikir, apa
tugas pemerintah untuk mensejahterakan kesehatan masyarakatnya ?? itulah
pemikiran awal saya terhadap pemerintah. Saya memang tidak menyalahkan semuanya
kepada pemerintah, tapi apa tidak adakah sedikit tindakan untuk mengurangi
masyarakat-masyarakat kurang mampu, yaa minimal di bidang kesehatan. Naah dari
tayangan televisi inilah awal saya ingin menjadi seorang ahli kesehatan, karena
jika saya mampu maka tidak hanya nyawa bayi itu yang dapat selamatkan, bahkan
ribuan orang pun saya ingin bantu.
Hanya karena
rasa pesimis saya yang mengalahkan semua rasa tanggungjawab untuk membantu
sesama. Sampai sekarang pun saya masih merasa menyesal, kenapa saya harus
pesimis, padahal jika saya mampu, saya pasti bisa melakukannya. Cara saya
menghilangkan rasa penyesalan itu dengan saya belajar bagaimana agar saya tidak
mudah pesimis dan mau mencobanya sebelum saya mengatakan tidak mau. Semoga di
bidang yang sekarang sedang saya tekuni ini, saya bisa lebih baik dan tidak
mudah menyerah. Rencananya saya akan mencoba kembali ikut SNMPTN, semoga saya
tidak pesimis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar