Sabtu, 18 Februari 2012

Istilah "Orang Pinggiran"

Saya sering mendengar kalimat “Orang Pinggiran”, sebenarnya apa maksud dari kalimat itu sampai saat ini Saya masih belum tahu. Karena di dunia ini tidak ada kalimat seperti itu, yang ada hanyalah “orang miskin dan orang kaya”. Maksud Saya adadalah kaya harta tapi mereka miskin hati, ilmu, dan akhlak. Kenapa Saya berkata demikian , karena sudah jelas bahwa di Negara Kita ini keadilan untuk hidup itu telah berkurang dikarenakan orang-orang yang tidak bertanggungjawab atas apa yang telah menjadi tanggungjawabnya dan menurut Saya itu semuanya hanya janji-janji para PEJABAT untuk dapat terpilih dalam kampanye-kampanye yang diselenggarakan oleh pemerintah. Memang dalam kegiatannya Mereka selalu mementingkan rakyat-rakyat yang kurang mampu, tapi dalam artian yaah Saya menyebutnya “Mencari Muka”. Jika yang Saya katakana ini Salah ??? maka menurut Saya ada yang bisa membenarkannya, siapa itu Saya jelas tidak tahu.
Kembali lagi pada masalah kalimat “Orang Pinggiran”, siapa sih orang pinggiran itu ??? memangnya ada yaah orang pinggiran ??? seperti apa Mereka ??? terus apa bedanya dengan Pejabat yang “Tak Bermoral” ??? aduh maaf Pak dan Bu yang tersinggung dengan ucapan Saya, tapi untuk orang awam atau yaah bisa disebut nggak tahu apa-apa. Saya pikir ini pertanyaan yang wajar, karena begitu wajarnya Saya mikir bahwa Pejabat itu memang “Tidak Punya Moral” alias Mereka “Amoral” kali yaah. Hahaha Saya Cuma bisa ketawa mendengar masyarakat mencemooh para “pejabat”. Tapi kenapa yaah sepertinya kata “pejabat” itu buruk sekali dimata masyarakat, yaah Saya kira-kirain baiknyua Mereka hanya 10%, kecuali untuk pejabat yang memang Mereka masih punya akhlak dan tahu bagaimana memperlakukan masyarakat kurang mampu dengan masyarakat amoral (Pejabat).

Tulisan Saya ini pasti akan menimbulkan ketidaknyamanan untuk para pejabat yang mungkin Mereka merasa tersindir dengan semua ucapan Saya. Saya sih ambil sikap positifnya saja, kalau Mereka tersindir berarti tulisan Saya benar donk alias Fakta. Kalau tidak mau disindir atau dihujati dengan perkataan yang tidak senonoh, maka berkaca lah jika memang Anda mempunyai kaca dirumah (kaca yang di toilet juga tidak apa-apa hahaha). Saya juga tidak sebaik yang Anda pikir, mungkin Saya lebih baik darpada Anda-anda sekalian Pak dan Bu. Anda itu sudah mendapatkan cukup gaji (maksud Saya lebih dari cukup), kenapa masih mau mencuri hak orang-orang yang wajib mendapatkan hak-hak itu ??? apa tidak panas telinga Kita kalau mendengar Negara Indonesia adalah Negara Termiskin yang entah ke berapa urutannya (saking miskinnya, urutan ke berapa saja sampai tidak tahu), Astaghfirullahala’dzim
Capek juga yaah menulis yang tentang pejabat pemerintah, sampai tangan dan otak Saya kaku ini hehehe. Maaf kalau tulisannya malah melenceng dari tema atau judul, karena setiap Saya mau menulis tentang keadilan, KKN, kesehatan, pendidikan, bahkan rakyat tidak mampu pun, semuanya tidak terlepas dari kata “pejabat”. Heran Saya, saking banyaknya Mereka disebut, lama-lama Mereka pejabat yang bakalan merangkap jadi artis juga, yaah untuk para artis Ibukota bersiap-siaplah kalian untuk mencari pekerjaan baru hahaha. Udah aaahhh kenapa jadi ngomongin pejabat sih, Mereka kan udah tajir melintir kasian nanti telinganya panas dibicarakan terus. Piss Pak dan Bu

Potret kemiskinan di Indonesia itu telah banyak, mulai dari kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, Itu hanya segelintir contoh. Mereka yang tinggal di kolong jembatan, menjadi pemulung, memakan makanan sisa yang di dapat dari tempat sampah, tidur beralaskan koran atau kardus bekas, buta aksara karena tidak mengenyam pendidikan, dan masih banyak lagi yang Mereka hadapi untuk terus bertahan hidup. Tapi masih saja tega pemerintah Kita melihatnya demikian. Toilet ingin diperbarui, konsumsi rapat inginnya bergizi, gedung ingin ada fasilitas kolam renang, spa, salon, kursi untuk rapat saja ingin di impor dari Eropa. Yaa ampun Astaghfirullah. Mending temanya Saya ganti jadi “Pejabat dari Kolong Jembatan menjadi Artis yang bling-bling” atau “Pejabat yang tadinya Kodok Burik menjadi Pangeran William Inggris” wkwkwkwk tema yang cukup mengagumkan untuk orang-orang sekelas “pejabat”.

Saya katakan sekali lagi bahwa di dunia ini itu tidak ada yang namanya “Orang Pinggiran”, karena pada asalnya Mereka tinggal di pinggiran sungai atau di bawah kolong jembatan itu adalah pilihan, pilihan yang mengharuskan Mereka antara hidup atau mati. Sadarlah Anda-anda yang pernah mengatakan bahwa Orang Pinggiran itu kumuh, kotor, dan amoral. Yang sebenarnya kumuh, kotor, dan amoral itu adalah orang tua Anda yang tidak dapat mendidik Anda bagaimana caranya menghargai dan bertutur kata sopan kepada saudara/i kita yang kurang mampu. Mereka tidak berhak di cemooh, yang seharusnya diperlakukan seperti itu adalah orang-orang yang mengaku ingin membantu sesama tapi pada akhirnya Mereka hanya memanfaatkan situasi dan kondisi untuk mencari muka di hadapan para petinggi Negara. Banyak masyarakat Kita yang pintar dan sangat berwawasan yang tinggal di luar negeri, tapi Mereka tidak mau kembali lagi ke Indonesia. Yaah menurut Saya itu wajar, untuk apa Kita tinggal di Negara ini jika tidak ada yang mau menghormati hasil jerih payah Kita. Lebih baik tinggal di negeri orang lain, tapi dihargai, dihormati, dan yang pasti dengan gaji yang lebih besar daripada di Negara sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar