Rabu, 29 Februari 2012

Surat Cinta untuk Calon Suami Ku

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
 
Apa kabarnya iman mu hari ini ??
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur karena dapat kembali menatap fananya hidup ini ??
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam ??
Wahai calon suamiku , tahukah engkau Allah swt sangat mencintaiku dengan dahsyatnya ??

Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa , agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi namun kini kurasakan diri ini lebih baik. Kadang aku bertanya-tanya kenapa Allah swt selalu mengujiku tepat di hatiku , bagian terapuh dari diriku. Namun kini kutahu jawabnya….
Allah swt tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya , kembali mencintai-Nya. Ujian demi ujian insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh , sehingga saat kelak kita bertemu , kau bangga memiliki aku di hatimu.

Calon suami ku ….
Entah dimana dirimu sekarang , tapi aku yakin Allah swt pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga aku pun bangga memilikimu kelak. Apa yang ku harapkan darimu adalah keshalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, maka hanya kesia-siaan dan kekecewaan yang akan kau dapati. Aku masih haus akan ilmu , namun berbekal ilmu yang ada saat ini aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu , suamiku …

Wahai calon suami ku …
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku , tak lain doa ku agar menjadi anak yang sholehah agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat kelak. Namun nanti setelah menjadi istrimu , aku berharap menjadi pendamping yang sholehah agar kelak di Surga cukup aku yang menjadi bidadarimu dan mendampingimu yang shaleh. Aku ini pencemburu berat , tapi kalau Allah swt dan Rasulullah saw lebih kau cintai , aku rela. Aku harap begitu pula dirimu. Aku yakin kau lah yang ku butuhkan meski mungkin bukan yang ku harapkan.

Calon suami ku yang dirahmati Allah swt …
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita , takkan ku namai dengan gubuk derita. Karena itulah markas da’wah kita dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta kasih. Ketika kelak telah lahir generasi penerus da’wah islam dari pernikahan kita , bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal , dengan ilmu yang bermanfaat , terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah swt. Bunga akan indah pada waktunya , yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah ku persiapkan diri ini sebaik-baiknya. bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku. Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik tapi setidaknya bisa menjadi yang terbaik di sisimu kelak.

Calon suami ku ….
Inilah sekilas harapan yang ku ukirkan dalam rangkaian kata. seperti kata orang “tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata”, itulah yang kini ku hadapi. Kelak saat kita tengah bersama maka disitu lah kau akan memahami diriku , sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu. Bersabarlah calon suami ku doa ku selalu agar Allah swt memudahkan jalanmu untuk menjemputku sebagai bidadarimu…
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar