Sabtu, 03 Mei 2014

Webscript Bahasa Indonesia

sejak di luncurkannya webscript berbahasa Indonesia yang di ciptakan oleh H. Sony Sugema M.B.A., pihaknya memerlukan waktu sekitar lima bulan untuk menyusun bahasa pemrograman yang kemudian dinamai Sony Sugema Script (S3) itu.
Menurut Sony, S3 merupakan webscript pertama berbahasa Indonesia. ''Saya dengar sebelumnya memang ada yang bikin. Tetapi itu sekadar menerjemahkan. Kalau ini saya bikin sendiri dari dasarnya,'' tutur pemilik bimbingan belajar Sony Sugema College itu. Dengan begitu, dia berharap produk tersebut bisa digunakan lebih mudah.
Sony meyakini S3 bisa diubah dengan bahasa yang lain. ''Kalau kita mau, tinggal ganti saja, webscript ini jadi berbahasa Jawa, Sunda, atau bahasa daerah yang lain,'' jelasnya seraya menegaskan bahwa bahasa pemrograman komputer yang diciptakannya cukup fleksibel.
Saat ini bahasa pemrograman itu versinya masih beta dan baru bisa difungsikan untuk platform windows. Pada masa mendatang bahasa tersebut akan dikembangkan dan disempurnakan. Sony juga berniat membuat bahasa tersebut bisa digunakan untuk platforn UNIX. Setelah stabil, rencananya, S3 disosialisasi sebagai program pertama untuk para pelajar di seluruh Indonesia. 
Secara sederhana, S3 kini bisa dimanfaatkan untuk membuat situs dinamis seperti amazon.com atau detik.com. Programer komputer yang tertarik bisa men-download bahasa pemrograman tersebut di www.sttis.ac.id atau www.qcollege.com secara cuma-cuma. Selain S3, di situs tersebut juga terdapat editornya.
Dalam S3 tersedia beberapa fungsi operator, seperti operator aritmatika, operator assignment operator perbandingan, dan operator logika, Selain itu, di dalamnya juga terdapat fitur upload. Fitur ini merupakan fitur tambahan S3 yang dapat meng-upload beberapa file sekaligus. Kedua hal tersebut hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak fasilitas yang ada di dalamnya.
Sony sengaja menjadikan S3 sebagai produk yang gratis. Itu dilakukan untuk menghindari dominasi pasar yang berlebihan dengan produk tertentu. Dengan begitu, dia berharap akan terjadi keseimbangan.
Peluncuran S3 ini juga sekaligus menjadi semacam ujicoba untuk mengukur minat masyarakat terhadap perkembangan teknologi informasi. Setelah ini, Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Teknologi Informatika Sony Sugema itu, berencana merancang sistem operasi berbahasa Indonesia, sehingga dalam beberapa bulan mendatang, kita bisa menemukan sistem operasi semacam Windows berbahasa Indonesia.
Faktor terbesar yang mendorongnya punya ide membuat webscript berbahasa Indonesia adalah besarnya kendala masyarakat dalam  memahami bahasa pemrograman berbasis bahasa Inggris. Akibatnya, perkembangan pemrograman komputer tidak begitu menggembirakan. 
Kendala seperti itu bukan hanya milik masyarakat Indonesia. Hal serupa juga terjadi di Jepang, Korea, Jerman, dan negara lain. Sebab itu, di negara-negara tersebut berkembang bahasa-bahasa pemrograman yang berbasis kepada bahasa ibu masing-masing. 
Mereka yang menjadikan bahasa nasionalnya sebagai bahasa pemrograman dalam aplikasi kompoter di sekolah-sekolah maupun instansi pemerintah. Hasilnya, pemrograman komputer menjadi berkembang begitu pesat.
Dalam konsep pembelajaran, fungsi bahasa memang posisinya teramat penting. Penggunaan bahasa ibu, diakui banyak pihak sangat mempercepat proses pembelajaran. Sebab itu, di negara-negara tersebut, buku-buku terjemahan dari bahasa asing sangat banyak. Boleh dikatakan, hampir seluruh buku berbahasa Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa nasional negara mereka.
Upaya gigih untuk menerjemahkan berbagai buku asing ke dalam bahasa nasional sangat memudahkan warga negara untuk menyerap perkembangan informasi dari luar. Saat ini Indonesia termasuk dalam negara yang budaya terjemahannya tergolong lemah. Buku-buku asing, baru bisa ditemui terjemahan bahasa Indonesianya, 4-5 tahun setelah buku itu terbit.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar